Jakarta, Semartara.News – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Wishnutama Kusubandio, mengatakan para pegiat usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sudah memanfaatkan platform digital juga harus mampu memasarkan produknya sembari terus mempelajari kebutuhan pasar agar bisnisnya tetap langgeng terutama di masa pandemi COVID-19 ini.
“Tantangan ke depan bukan sekedar para pelaku UMKM bisa bertransformasi ke platform digital tetapi juga bagaimana memasarkannya, atau belajar dari kebutuhan pasar,” kata dia dalam konferensi virtual yang digelar salah satu penyedia layanan antar makanan, Kamis (5/11).
Pemerintah sudah berupaya membantu UMKM, salah satunya melalui program Bangga Indonesia yang memungkinkan pelaku UMKM belajar mengoptimalisasi platform digital untuk melakukan pemasaran, serta mendapatkan pendampingan untuk peningkatan omzet mereka.
Di sisi lain, pelaku UMKM juga saat ini bisa memanfaatkan peluang yang diberikan penyedia layanan digital. Tapi, apa yang dilakukan pemerintah serba tanggung.
Menurut anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana, pemerintah semestinya mulai memikirkan, bukan lagi memasarkan produk UMKM melalui platform digital, tapi sekaligus mendigitalisasi UMKM itu sendiri. “Tanggung dong kalau cuma sampai di pemasaran digital,” katanya kepada Semartara.News, Sabtu (21/11/2020).
Lanjut Ananta Wahana, coba kembali ketika krisis moneter 1998 lalu, UMKM menjadi penyelamat perekonomian nasional dan, menurut Ananta, sampai hari ini belum ada perkembangan signifikan. Digitalisasi UMKM ini, bagi Ananta, penting untuk menyiapkan para pelaku agar bisa bersaing di ranah global. “Kita lupa bahwa UMKM ini yang menyelamatkan kita dulu. Dan sampai sekarang ya begitu-begitu saja,” ujarnya.
Pemasaran digital produk sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para penyedia layanan loka pasar (e-commerce). “Jadi ini sebenarnya setback. Tantangannya justru ada pada digitalisasi UMKM itu sendiri. Bagaimana pelaku UMKM ini semuanya terdigitalisasi,” tutupnya.