Prosesi penjamasan Kyai Bondet dan Kyai Lintang di Istana Kepresidenan Yogyakarta. (FOTO DOk. Kemensetneg)
SEMARTARA, Yogyakarta (12/10) – Pada bulan Suro tahun ini, Istana Kepresidenan Yogyakarta kembali menggelar ritual memandikan dan membersihkan gamelan. Gamelan yang dijamas berupa 2 buah gong kuno bernama Kyai Bondet dan Kyai Lintang.
Dalam ritual penjamasan gamelan ini, sejumlah pria dan wanita dari Keraton Yogyakarta berpakaian adat Jawa lengkap terlihat melakukan upacara tradisi tahunan tersebut. Ritual juga dihadiri oleh Pegawai Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Pada ritual tersebut, terdapat sajen yang sangat lengkap seperti roncen melati, pisang sanggan raja dan abon-abon, nasi gurih dan ingkung, nasi among-among, jenang 6 warna, tumpeng jejek dan telur kamal, tumpeng uruping damar, jajan pasar dan urip-urip yaitu ayam.
Ritual diawali dengan doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilanjutkan dengan mendoakan para leluhur. Selesai doa dipanjatkan dengan hikmat, Kyai Bondet dan Kyai Lintang diarak keluar gedung dan dimandikan dengan air kembang. Setelah bersih, kedua gong dikembalikan ke Panggung Kesenian. Selanjutnya para wiyogo memainkan gamelan secara lengkap dan para sinden melantunkan Langgam Jawa dengan sangat syahdu.
Acara dilanjutkan dengan kembul bujono atau makan bersama. Semua terlihat sangat gembira dan menikmati nasi gurih ingkung yang disajikan bersama tumpeng dan kelengkapan. Sungguh, suatu adat yang harus terus dilestarikan seperti slogan “Nguri-uri Kabudayan Jawi”. (Wid/*/Humas Kemensetneg)
Baca juga: