Timika, Semartara.News – Perekonomian rakyat secara umum, dan secara khusus di Papua sempat terpukul akibat dilanda pandemi Covid-19. Oleh karena itu, jajaran BRI Timika, mendorong terus agar perekonomia kembali pulih.
Menurut Kepala Cabang BRI Timika, Sukarno, Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberi kemudahan fasilitas pinjaman kepada pelaku usaha. Hal itu berdasar pada regulasi yang dikeluarkan pemerintah pada sektor perbankan, khususnya BRI.
Di BRI sendiri, kata Sukarno, selain KUR juga disediakan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Tangguh. Dimana program ini dikhususkan kepada pengusaha yang terdampak Covid-19, dan mulai recovery kembali usahanya. Sementara di tingkat BRI Unit, terdapat fasilitas Kupedes Bangkit.
“Fasilitas kredit yang disediakan ini dari sisi bunga jauh lebih murah daripada kredit komersial pada umumnya. Untuk KMK Tangguh bunganya hanya 9.5 persen. Kami mempersilakan para pengusaha di Timika untuk memanfaatkan fasilitas ini. Tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” Sukarno, dilansir dari antaranews.com, Senin (16/11/2020).
Fasilitas KMK Tangguh, kata dia menjelaskan, menyediakan pinjaman untuk modal usaha Rp500 juta ke atas. Selain itu, untuk pinjaman modal usaha hingga Rp10 juta, BRI menyediakan fasilitas KUR Super Mikro.
Sementara untuk pinjaman hingga Rp50 juta disediakan fasilitas KUR Mikro di BRI Unit, dan KUR retail lainnya hingga pinjaman di bawah Rp500 juta.
“Untuk menggerakan perekonomian masyarakat, dari sisi perbankan melalui kebijakan pemerintah kami ditekankan untuk menekan bunga itu single digit (bunga di bawah 10 persen),” jelasnya.
Pada awal pandemi COVID-19 melanda Indonesia, termasuk di Timika, BRI memberikan stimulus bagi para nasabah perkreditannya. Stimulus tersebut berupa restrukturisasi kredit, atau penjadwalan ulang kewajiban angsurannya.
Penjadwalan ulang pembayaran angsuran kredit itu berlaku selama enam bulan sejak April. Dan mulai Oktober lalu, para nasabah perkreditan BRI mulai membayar kembali angsurannya, sebagaimana kondisi sebelum terjadi pandemi COVID-19.
“Hasil monitoring kami bulan Oktober, ada sebagian besar nasabah yang sudah bisa memenuhi kewajibannya. Ini indikasi bahwa perekonomian mulai bergerak kembali, walaupun belum normal seperti sebelum adanya pandemi COVID-19,” kata Sukarno.
Sektor ekonomi yang mulai bergerak itu, katanya, terutama para pengusaha dan nasabah perkreditan yang bergerak di bidang perdagangan, pertanian dan peternakan. Sementara pelaku usaha yang bergerak di bidang jasa, dunia usaha yang sangat merasakan dampak COVID-19 hingga kini belum sepenuhnya pulih kembali. (AD)