Jakarta, (6/10/2020) Semartara.News – Demi mengangkat dan menciptakan daya saing produk dalam negeri di kancah internasional, UMKM Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero) Bali Honey menginisiasi terbentuknya gerakan Honey Global Project. Hal itu demi menjadikan Bali Honey Go Global.
Ismail Marzuki selaku pemilik Bali Honey menjelaskan, Honey Global Project merupakan gerakan membuat produk madu dalam negeri bisa go internasional. Untuk mewujudkan itu semua, pihaknya harus menggandeng petani madu dari beberapa negara. ”Kebetulan punya teman sesama petani madu di Australia, Eropa, Amerika, dan negara Asean juga. Kita inisiasi untuk buat gerakan ini,” katanya.
Kesepakatan yang telah dibuat oleh peserta project, tambah Ismail, adalah dengan membuat sebuah toko madu dimana isinya, merupakan hasil madu murni maupun olahan dari berbagai dunia, termasuk Indonesia. Dengan begitu, cita rasa dan khasanah madu asal Indonesia bisa dinikmati oleh masyarakat macanegara.
”Kami yakin mereka (orang asing) akan suka dengan madu kita,” tegasnya.
Tidak hanya itu, komitmen yang telah disepakati dalam project tersebut adalah tentang kelestarian madu asli, yakni dengan mengembangkan dan melestarikan madu alami yang berasal dari berbagai bunga asli Indonesia. Dengan begitu cita rasa khas madu tersebut hanya ditemui di Indonesia.
“Salah satu contohnya madu dari bunga pohon randu. Pohon ini menghasilkan kapuk untuk bantal atau kasur. Tapi, karena banyak yang pindah menggunakan springbed, pohon ini sudah dianggap tidak berguna. Karena kayunya juga tidak keras. Akhirnya ditebang. Padahal madu yang dihasilkan dari nektar bunganya sangat enak,” papar Ismail.
Maka dari itu, lanjut Ismali, Honey Global Project berencana membuat gerakan global antar petani madu binaan, sehingga madu alami bisa lestari. Sehingga dengan begitu, gerakan tersebut mampu menghasilkan produk madu alami yang berdaya saing global serta memberdayakan para petani madu agar bisa lebih sejahtera dan lebih berdikari.
Ismail sendiri bersama Bali Honey menjadi Mitra Binaan Pertamina sejak tahun 2020 ini. Ia mengaku sejak menjadi mitra binaan pertama mina, Ismail sudah menerima berbagai manfaat, mulai dari peningkatan produksi hingga jaringan yang lebih kuat dalam memasarkan produk. Sehingga potensi usahanya, pun, bisa berkembang lebih pesat.
Bagaimana tidak, ia mampu mengantongi rata-rata omzet bulanan sebesar 150 juta. Sedangkan pada bulan-bulan tertentu saat hasil panennya melimpah, usahanya itu bahkan bisa mendapat penghasilan lebih dari Rp 200 juta perbulan. ”Jika cuaca sedang bagus dan tidak musim hujan, hasil panen bisa banyak dan kualitas juga bagus,” tuturnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menuturkan, pihak Pertamina mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh UMKM Bali Honey. Menurutnya, usaha Ismail Marzuki ini turut mendongkrak produk asli Indonesia menjadi Go Global. Sehingga dengan begitu, usaha tersebut turut membantu upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi Nasional akibat dari dampak pandemi Covid-19.
Pertamina melalui Program Kemitraan, lanjut Fajriyah, berkomitmen untuk mendorong seluruh UMKM Mitra Binaannya bisa mengikuti jejak Bali Honey. Sejumlah pembinaan dan pendampingan intensif akan diberikan Pertamina untuk menuwudkan misi tersebut. “Kami akan upayakan seluruh Mitra Binaan kami bisa naik kelas hingga Go Global,” pungkas Fajriyah.
(AD)