Jakarta, Semartara.News – Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana menghadiri kegiatan bimbingan teknis (Bintek) Wirausaha baru Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang digelar di Hotel Swiss Belin Modern Cikande, Banten, Selasa (29/9/2020).
“Ini yang kedua kalinya saya menghadiri Bintek Wirausaha baru IKM. Sesuatu yang luar biasa bahwa Kementerian Perindustrian beserta jajaran di bawahnya berupaya keras mengentaskan 120 wirausaha baru. Di saat pandemi, perekonomian macet dan berjalan tertatih. Pengangguran meningkat pesat,banyak orang tidak bisa menjalankan usahanya,” ujar Ananta dalam sambutannya.
Sebagai anggota Komisi VI DPR RI, Ananta tahu betul kalau Kementerian Perindustrian sangat serius memberikan solusi, mengatasi masa pandemi yang sulit sekali. Dan ini menjadi hal baru, bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia.
“Saya tahu persis kawan-kawan Kementerian Perindustrian sangat serius memberikan solusi, mengatasi masa pandemi yang sulit sekali. Oleh karena itu saya berharap dengan adanya kegiatan ini para peserta benar-benar menjadi wirausahawan. Karena memang sebelumnya belum jadi wirausahawan,” kata Ananta.
Selama pandemi, kasus pengangguran secara nasional mulai meningkat dan akan mencapai di angka 15 persen. Kebijakan Kementerian Perindustrian memang cukup progresif dan pro rakyat. Politisi PDI Perjuangan tersebut menuturkan ada beberapa catatan yang dirinya ikuti pertama, Kementerian Perindustrian menggeser anggarannya sebesar Rp 80 miliar untuk revitalisasi pasar dan pemberdayaan IKM dan di Banten juga terasa progres revitalisasi ini.
Kedua, Kementerian Perindustrian mempunyai rencana kerja dengan anggaran di tahun 2021 yang jitu seperti program subtitusi barang industri impor dengan produksi dalam negeri. “Saya mengikuti bahwa kawan-kawan di Komisi VI sangat getol memperjuangkan agar anggaran yang kaitannya dengan bimtek kewirausahaan baru ditambah dan juga digalakan. Karena ini dianggap sebagai salah satu solusi,” jelas Ananta
Legislator dapil Banten III tersebut juga melihat bahwa Kementerian Perindustrian ikut menggenjot sektor industri bakat karya di masa ketika banyak orang di PHK dan membutuhkan pekerjaan untuk menyambung hidup. Sehingga program bimtek yang menukik pada pemberdayaan wirusahawan baru dan penciptaan industri rakyat di level menengah menjadi bukti dan menjadi hal yang sangat penting.
Setidaknya 5 tahun terakhir, tingkat pengangguran di Provinsi Banten selalu di atas 8 persen. Ini menjadi tingkat pengangguran terbuka tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2018, persentase pengangguran di Banten naik lagi menjadi 8,56 persen meski di tahun 2019 sempat turun menjadi 8,11 persen. Tetapi BPS mencatat pengangguran nasional bisa mencapai 15 persen. Dan dari jumlah penduduk usia produktif, puluhan juta orang jatuh pada kondisi tanpa penghasilan tanpa penghidupan yang layak. Artinya, semuanya diikuti dengan kekhawatiran.
Apabila, angka pengangguran terbuka sebesar 15 persen, maka Ananta khawatir di Banten bisa lebih dari angka itu. Karena pada saat angka pengangguran terbuka nasional masih di angka 8 persen, Banten sudah melebihi angka itu dengan menyumbang angka pengangguran tertinggi nasional.
Maka kita harus menyelesaikan persoalan ini dengan gotong royong dari Kementerian, DPR dan semua komponen untuk bersama bekerja keras guna mengubah hal tersebut. Kalau tidak salah, saat ini penduduk Banten sudah sampai di angka 12 juta orang. Itu menurut sensus tahun 2019. Dengan jumlah itu, jumlah IKM yang di Banten belum sebanding dengan jumlah penduduk. Menurut catatan, jumlah IKM di Banten hanya berjumlah 109 ribu. Itu belum berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang ada.
Oleh sebab itu, Ananta menyebut, program bimtek kali ini menjadi sangat penting untuk mendukung penguatan sektor IKM apa lagi Indonesia saat ini mau mengentaskan kemisikinan dan punya RPJMN yang memprioritaskan pada pelebaran sayap IKM. Bahwa pelatihan ini menjadi sangat penting, maka setelah pelatihan ini, kawan-kawan harus mengurus izin usaha.
Sebagai penutup Ananta berpesan, sebagai anggota DPR yang mewakili Tangerang Raya, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel, dirinya ingin menitipkan kepada Dinas masing-masing sekaligus kepada Kementerian Perindustrian, para peserta yang pelaku usaha yang terkenal gigih dan ulet ini, kami titipkan agar mereka bisa menjadi wirausahawan baru, dan ini agar dibimbing, dimonitor.
Jangan sampai setelah acara ini selesai lalu dibiarkan saja, tapi saling timbal balik. Ada monitoringnya. Dari 120 peserta IKM ini, kita berharap tidak hanya bisa merekrut tiga orang tapi lebih banyak lagi.
Dengan kreativitas, saya berharap paling tidak bisa menggerakkan perekonomian di Kabupaten Tangerang. Saya berharap peserta menyimak dan mencermati arahan dari instruktur agar ke depannya bisa menjadi pelaku IKM yang baru. (Agung).