Boyolali, (18/08) Semartara.News – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 telah menghambat segala bentuk aktivitas masyarakat, tanpa terkecuali dunia pendidikan. Hal tersebut guna menghentikan laju penyebaran virus Covid-19 dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik sesuai dengan imbauan World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan. Alhasil seluruh siswa dan guru dirumahkan. Sempat terhenti, aktivitas pembelajaran dilanjutkan dengan sistem daring meskipun dengan segala keterbatasan.
Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang merasakan sulitnya sekolah daring. Alih-alih mendapatkan pembelajaran dengan teknologi, ratusan anak sekolah di desa tersebut terancam tidak dapat melanjutkan sekolah selama pandemi belum usai akibat keterbatasan akses internet dan gawai yang tidak dimiliki. Tidak hanya sampai disitu, rendahnya pendidikan yang dienyam oleh orang tua juga menjadi salah satu faktor tidak berhasilnya belajar daring. Oleh karenanya pembelajaran daring menjadi tidak efektif dan banyak waktu dihabiskan oleh anak-anak sekolah dengan bermain.
Merespon permasalahan tersebut, Anna Yudhiastuti selaku Unit Manager (UM) Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT) mengungkapkan pihaknya telah menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) Fuel Terminal Boyolali untuk membantu anak-anak di Desa Mojolegi agar dapat meneruskan kegiatan belajar meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19.
“Program yang kami jalankan bertajuk Kampung Cerdas Mojolegi yang menghadirkan fasilitas belajar selayaknya sekolah di tengah desa, namun tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti pembentukan kelompok siswa yang tidak lebih dari 10 orang setiap kelompok dan duduk berjarak hingga mengenakan masker,” ungkap Anna.
Fasilitas tersebut hadir dalam wujud Rumah Belajar berukuran 6×12 meter persegi lengkap dengan sarana prasarana belajar hingga taman baca yang bersumber dari dana bantuan TJSL Pertamina.
“Kampung Cerdas telah menjangkau setidaknya 150 orang penerima manfaat yang kembali dapat merasakan kegiatan belajar mengajar setiap harinya, mulai dari tingkat SD dan SMP. Selain itu para orang tua juga diberikan wawasan tentang bagaimana mendampingi anak-anaknya dalam mengerjakan tugas sekolah,” pungkasnya.
Kegiatan dalam Program Kampung Cerdas, menurut Anna, telah berlangsung setiap harinya sejak Mei sampai sekarang dan akan terus berlanjut hingga anak-anak Desa Mojolegi bisa berangkat sekolah kembali.
“Materi pembelajaran yang dibawakan disesuaikan dengan kurikulum di sekolah. Selain itu anak-anak diarahkan untuk dapat fokus menyelsaikan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah” tambahnya.
Berdayakan Pemuda Desa
Dalam menjalankan program Kampung Cerdas, Pertamina merangkul 8 orang pemuda Desa Mojolegi sebagai mentor bagi anak-anak sekolah di tingkat SD dan SMP atau yang berada di bawah usianya dalam melakukan pendampingan pembelajaran.
“Kami diajak Pertamina untuk membantu adik-adik kami di sini supaya tetap bisa belajar meskipun tidak bisa berangkat ke sekolah karena Covid-19,” ujar Risma, salah satu pemuda yang menjadi penggerak Kampung Cerdas.
Dirinya mengaku senang bisa menjalankan Program Kampung Cerdas karena sempat perihatin melihat kondisi anak-anak sekolah di desanya yang tidak dapat sekolah secara efektif dalam kurun waktu yang cukup lama akibat pandemi.
“Terima kasih atas bantuan dari Pertamina, adik-adik kami bisa kembali belajar lebih efektif selayaknya di sekolah, dan kami pun senang bisa ikut membantu adik-adi kami,” kata Risma.**