SEMARTARA – Seorang remaja 17 tahun, Ramadhan alias Ama, warga Kampung Cirewed RT 02/01 Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang tenggelam setelah terjun dari atas pohon saat bermain di danau bekas galian pasir di Kampung Pulo, Desa Bitung Jaya, Kecamatan Cikupa, Selasa 2 Juni 2020 sekitar pukul 12:00 WIB.
Menurut Ketua RT 02/01 Desa Sukadamai, Suminta (48), warganya tersebut tenggelam saat bermain (mandi dan berenang-red) dengan beberapa rekannya di danau bekas galian pasir yang berada tepat di belakang pabrik Torabika tersebut.
“Dia sedang bermain dengan teman-temannya. Biasa, mandi-mandi gitu, tapi kayaknya enggak bisa berenang,” ujar Suminta
Fahmi (11), salah satu rekannya yang bersama-sama bermain di danau bekas galian pasir tersebut mengungkapkan, sebelumnya korban loncat dari atas pohon di bibir danau tersebut dengan gaya ala atlit loncat indah. Tapi entah kenapa, saat jatuh di air tiba-tiba korban tidak bisa berenang. Ketika ia bersama rekan-rekan lainnya hendak menolong serta menarik tangan korban yang masih terlihat minta tolong, kata Fahmi, terasa berat, dan hanya terpegang pada bagian jari-jemarinya saja. Ditambah licin, sehingga korban terlepas.
Dari situlah, karena ingin maju meraih tangan korban yang semakin menjauh tetapi lokasi danau di depannya semakin dalam, ia meminta tolong dengan warga yang ada di sekitar tempat kejadian. Namun sayang, korban sudah hilang dan tenggelam.
“Pertama dia terjun dari atas pohon bareng-bareng. Tapi tiba-tiba kayak tenggelam, dan enggak bisa renang. Ditarik tangannya, lepas. Terus kan itu dalam, jadi kita enggak berani maju,” ungkap Fahmi.
Untuk mencari korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabipaten Tangerang minta bantuan tim Basarnas.
“Untuk melakukan pencarian, kita ada sembilan personil ditambah enam personil dari Basarnas,” ujar Bob Sulaeman, petugas BPBD Kabupaten Tangerang yang berada di lokasi.
Hingga pukul 18:00 WIB, korban belum diketemukan. Sementara itu, petugas dari Basarnas yang ikut dalam pencarian tersebut, Ryan Christian, mengungkapkan bahwa tingkat kesulitan pencarian, selain kondisi medan di dasar danau cukup dalam serta berundak-undak, juga banyak sampah dan akar. Sehingga diperkirakan korban tersangkut pada akar-akar tersebut.
“Medannya bervariasi, berundak-undak, dan berlubang-lubang, ditambah banyak akar dan sampah. Karena ini kan dulunya bekas galian pasir,” kata Ryan.
Pun demikian, kata Ryan, Basarnas menambah personil untuk tetap melakukan pencarian pada malam hari, yaitu dengan menerjunkan penyelam dan melakukan pencarian menggunakan perahu karet motor tempel.
“Kalau cuacanya mendukung, kita akan lakukan pencarian, dengan penyeleman sehabis magrib dengan bantuan alat penerangan lampu. Harapan bisa segera ditemukan,” tandasnya.
Pencarian juga melibatkan Fahmi, rekan korban yang tahu persis letak danbposisi tempat pertama kali korban tenggelam.