SEMARTARA – Dampak dari masuknya wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ke wilayah DKI Jakarta, banyak tempat-tempat kesenian seperti galeri-galeri seni hingga kawasan bersejarah seperti Monas ataupun Kota Tua harus ditutup. Aktivitas seni pun menjadi ‘mandek’, dan secara otimatis pula senimannya ‘tongpes’ alias kantongnya kempes. Akibatnya, perekonomiannya merosot, dan ‘periuk juga ikut ngejomplang’.
Dalam kondisi ini, pada Minggu 05 April 2020, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta memberikan angin segar bagi seniman Jakarta, yaitu dengan menulis dalam akun instagram @disbuddki bahwa akan melakukan pendataan bagi para seniman Jakarta yang terkena dampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Pendataan itu diharapkan dapat membantu para pekerja seni yang kondisi ekonominya terganggu akibat tidak bisa melakukan pentas karena adanya larangan untuk berkerumun atau mengumpulkan banyak massa.
“Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah berupaya untuk mencari solusi atau bantuan kepada pemerintah atau mitra swasta atau perorangan dan pada saat bersamaan berupaya untuk melakukan pendataan kepada para pekerja maupun pelaku seni yang terkena dampak ekonomi karena wabah COVID-19,” tulis Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana dalam instagram @disbuddki.
Nah, untuk pengumpulan datanya sendiri, katanya, dilakukan dengan cara mengisi tautan bit.ly/SeniBudayaCovid19 yang telah disediakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Sedangkan batas waktu pengumpulannya riwayat kondisi ekonomi para pekerja seni yang terdampak COVID-19, disebutkan Iwan, taggal 7 April 2020. Lalu, data tersebut nantinya akan diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk ditindaklanjuti.
Untuk diketahui, sampai dengan Minggu 05 April 2020, kasus positif COVID-19 di Jakarta telah mencapai 1071 kasus. Dengan rincian 691 kasus dalam perawatan intensif, 223 kasus dalam penanganan isolasi mandiri, 99 kasus meninggal dunia, dan 58 kasus dinyatakan sembuh.