Berita  

Dinyatakan Lulus Uji Laik Operasi, Simpang Susun Balaraja Timur Dioperasikan

Pengguna jalan tol sedang bertansaksi.

SEMARTARA – Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. BM0702-Db/295 Tanggal 17 Maret 2020, penambahan lajur ke-4 segmen Tangerang Barat-Balaraja Barat dan Simpang Susun Cikupa telah lulus uji laik operasi. 

Pembangunan Simpang Susun  Balaraja Timur berlokasi di KM 35+200 Ruas Tol Tangerang-Merak dengan total panjang akses sebesar 3,754 km. Pembangunan ini meliputi pembangunan jembatan simpang susun, 4 ramp terdiri dari ramp 1 (off ramp arah Jakarta), ramp 2 (on ramp arah Jakarta), ramp 3 (off ramp arah Merak), ramp 4 (on ramp arah Merak) dan jalan akses sampai dengan pertemuan jalan nasional dengan. Simpang Susun Balaraja Timur ini memiliki 4 gardu keluar dan 3 gardu masuk. 

Kris Ade Sudiyono Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (ASTRA Infra Toll Road Tangerang-Merak), mengatakan proyek pembangunan Simpang Susun Balaraja Timur adalah proyek yang bertujuan untuk meningkatkan akses pintu keluar masuk jalan Tol Tangerang-Merak.

“Kehadiran Simpang Susun Balaraja Timur diharapkan meningkatkan aksesibilitas dan mempermudah mobilisasi pengguna jalan. Semula hanya memiliki akses dari arah Jakarta menuju Balaraja Timur dan dari Balaraja Timur ke arah Jakarta. Namun Sekarang bisa diakses dari dan menuju Merak, jelas Kris Ade. Gerbang Tol Balaraja Timur menjadi akses terdekat untuk menuju Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang yang berada di Tigaraksa, Tangerang, sehingga keberadaannya diharapkan mampu membawa manfaat bagi pemangku kepentingan,” ujar Kris Ade Sudiyono dalam release yang diterima redaksi, Kamis 2 April 2020.

Kris juga mengatakan bahwa keberadaan Simpang Susun Balaraja Timur tidak semata bisnis yang dikembangkan ASTRA Tol Tangerang-Merak, namun ada nilai sosial dan keagamaan bagi warga atau pengguna jalan tol. Dengan mudahnya akses dapat meningkatkan silaturahmi untuk mengunjungi rekan, saudara, keluarga dan kolega.

“Kami semangat membangun jalan tol, untuk membangun infrastruktur. Namun diluar itu, ada nilai-nilai sosial dan keagamaan,” lanjut Kris Ade.

Keberadaan Simpang Susun Balaraja Timur juga diharapkan dapat menjadi alternatif penyebaran trafik lalu lintas dan mengurangi antrian di Gerbang Tol Balaraja Barat. Dengan adanya Simpang Susun Balaraja Timur ini diprediksi akan dilalui sekitar 24.492 kendaraan menuju Jakarta dan Merak. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak positif pengembangan daerah sekitar yang juga mendorong pertumbuhan masyarakat provinsi Banten.

Kris juga menyebutkan bahwa saat pembangunan Simpang Susung Balaraja Timur berlangsung, pengguna jalan tol tetap nyaman dan aman melintas melewati lokasi proyek ini. Pemasangan girder jembatan menggunakan metode Launcher Nose, sehingga tidak perlu dilakukan penutupan lalulintas Jalan Tol Tangerang-Merak yang beroperasi di bawah proyek girder jembatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelancaran operasional.

Selain itu, kelebihan dari proyek ini adalah lebih dari 99,98 persen material yang digunakan menggunakan produk dan tenaga kerja dalam negeri. Melengkapi hal tersebut sebagai bagian dari beautifikasi jalan tol, telah dilakukan penaman pohon sebanyak 300 pohon di sekiar Simpang Susun Balaraja Timur.Dengan pembangunan Simpang Susun Balaraja Timur ini, total terdapat 10 simpang susun di sepanjang Ruas Tol Tangerang-Merak, hal ini merupakan wujud kontribusi ASTRA untuk membangun negeri.

Tinggalkan Balasan