Berita  

DKT dan Pemkot Tangerang Fungsikan Gedung Kesenian untuk Ruang Isolasi Korban COVID-19

SEMARTARA – “Apalah arti kesenian jika terlepas dari derita lingkungan.” Demikianlah penggalan puisi WS. Rendra, yang saat ini juga dirasakan oleh Dewan Kesenian Kota Tangerang (DKT). Selarik puisi tersebut, sepertinya juga telah menyemangati para seniman di DKT untuk bahu-membahu bersama Dinas Perkim Kota Tangerang dalam misi kemanusiaan, membangun ruang isolasi dan perawatan korban wabah pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).

Ruang isolasi itu dibangun di Gedung Kesenian Kota Tangerang, Jalan Masjid Al-Hidayah, depan RSUD Kota Tangerang. Gedung Kesenian yang sehari-hari dikelola dan dirawat oleh DKT itu diikhlaskan oleh anggota/pengurus DKT dirombak, di-upgrade sebagai bakal kepentingan Pemkot Tangerang menampung dan merawat pasien korban wabah pandemi COVID-19.

“Begitulah mestinya seniman, harus peduli pada lingkungan, peduli pada wabah yang sekarang tengah melanda negara kita karena penyebaran penyakit virus korona,” demikian tutur Wedha, selaku pendiri dan penasihat DKT mengawali wawancaranya.

“Kalau misalnya, Gedung Kesenian itu pada akhirnya, akan dipermanenkan menjadi Rumah Sakit Khusus Penyakit Menular, saya sebagai pendiri DKT, dan pernah juga merawat gedung itu, sangat ikhlas menyerahkan kepada Pemkot, demi kemanusiaan,” lanjutnya Wedha penuh semangat.

“Walau Pemkot juga mesti pengertian, bisa memberikan lahan atau gedung alternatif sebagai pengganti Gedung Kesenian itu. Karena seniman pun butuh ruang ekspresi, ruang berlatih dan tempat menggelar karya ciptanya,” tandasnya.

Di tempat terpisah, Madin Sumadiningrat, Ketua Umum DKT, menanggapi positif langkah Pemkot Tangerang terkait tragedi pandemi virus yang disebut-sebut berasal dari Wuhan negeri Tiongkok itu.

“Saat pihak Perkim mendatangi kami untuk meminta izin menggunakan Gedung Kesenian, kami pun spontan mendukung dan merelakan. Apalagi sekarang kan ada larangan berkumpul, otomatis kami tidak menggunakan gedung itu untuk berlatih atau menggelar kesenian, termasuk teman-teman IPSI yang berlatih di gedung itu pun menyetop program pelatihannya. Kami bukan cuma mengikhlaskan, bahkan beberapa teman seniman dari sejak membereskan barang-barang yang ada di situ sampai ke pembangunan ruang isolasinya pun turun tangan, bahu-membahu dengan pekerja dari Dinas Perkim,” papar Madin, legowo.

Menurutnya, sudah menjadi tradisi DKT, ketika ada musibah apapun yang melanda negara kita, melanda masyarakat kita, seperti banjir, gempa atau apapun, tapi juga semoga jangan terjadi lagi, kami siap membantu, turun tangan untuk meringankan beban derita masyarakat.

“Berkesenian itu untuk menghaluskan budi, mencerdaskan masyarakat, memberi pencerahan, sekaligus menjaga nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan. Maka, amat ironis kalau seniman tidak peduli dengan musibah kemanusiaan yang tengah melanda negeri tercinta kita ini,” pungkasnya.