Jawa Timur, Semartara.News — Beberapa waktu lalu, ada sebuah cerita yang sedang viral di media sosial Indonesia. Sampai-sampai cerita tersebut jadi perbincangan di kalangan penikmat horor. Cerita itu adalah KKN di Desa Penari yang lokasinya disebut-sebut berada di Banyuwangi di Jawa Timur yang memang memiliki banyak mitos dan lokasi angker.
Tak hanya Banyuwangi saja yang mereka anggap sebagai lokasi cerita KKN di Desa Penari.
Namun di kota lain juga memiliki tempat angker dan kisahnya sendiri-sendiri. Tempat horornya pun tak melulu di sebuah lokasi yang sedikit penduduknya, namun berada di lokasi permukiman penduduk pun ada tempat angker.
Sudah penasaran kan? Berikut 5 lokasi angker di Jawa Timur yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Alas Purwo yang berada di Banyuwangi
Banyuwangi, sebuah wilayah yang berada di ujung timur pulau Jawa. Di sini terdapat Taman Nasional Alas Purwo yang merupakan sebuah hutan cagar alam yang berfungsi sebagai daerah hutan lindung untuk hewan dan tumbuhan di dalamnya.
Selain sekarang sebagai hutan lindung, Alas Purwo sendiri memiliki kisah mistis bahwa tempat tersebut adalah tempat berkumpulnya para jin.
Bahkan beberapa paranormal meyakini bahwa Alas Purwo terdapat kerajaan jin di dalamnya.
Penduduk sekitar pun tak jarang yang melihat sosok penampakan mengerikan, seperti jin, kuntilanak dan genderuwo.
2. Rumah Hantu Darmo yang berada di Surabaya
Siapa yang tak kenal Rumah Hantu Darmo dari Surabaya. Pemiliknya telah meninggalkan Rumah ini sehingga menjadi jadi rumah hantu yang terkenal.
Lokasinya berada di sekitar kawasan elit yaitu di Jalan Puncak Permai II nomor 26, Sukomanunggal, Surabaya.
Rumah Hantu Darmo miliki kisah bahwa rumah ini adalah hasil dari pesugihan pemiliknya.
Seperti halnya cerita pesugihan, tentu membutuhkan tumbal dan sesajen untuk menjaga kelancaran dan keamanan orang menganut pesugihan.
Pemilik rumah ini sempat tak ingin memberikan tumbal dan sesajen lagi.
Karena tak ingin memberikan tumbal lagi, pemilik dan penghuni rumah ini pun mencoba kabur melalui jalur laut dengan anggapan akan menghentikan kutukan.
Namun yang terjadi adalah kapal yang mereka tumpangi tenggelam.
Diketahui kedua penjaga rumah itu juga tewas terbunuh dan kasusnya tidak pernah terungkap. Kabarnya, kedua penjaga itu tewas karena mereka dijadikan sebagai pengganti tumbal yang belum dibayar.