Jakarta, Semartara.News – Sejumlah jembatan lama yang dibangun sejak 1970-1980 di Jawa Tengah, rencana akan diganti oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR). Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, sedikitnya ada 38 jembatan yang punya tipe sama, yang dibangun sejak jaman Orde Baru itu.
“Untuk jembatan-jembatan (Lama) tersebut, akan kita programkan untuk diganti,” ujar Menteri PUPR dikutip dari LKBN Antara, di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Basuki sendiri diketahui meninjau langsung penanganan Jembatan Rembun II A, yang mengalami kerusakan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (7/2/2021). Jembatan yang membentang sepanjang 50 meter itu, amblas di sisi utara, jalur dari arah Semarang – Jakarta, yang berada di KM SMG 113+800. Jembatan itu, mengalami kerusakan pada sangka Jembatan (Patah), sehingga, bagian badannya mengalami kemiringan sekitar 30 derajat.
Rusaknya jembatan itu, diketahui terjadi setelah dilintasi kendaraan berat bermuatan baja, pada Kamis (4/2/2021) sekitar Jam 19.30 WIB. Basuki meminta, agar perbaikan Jembatan Rembun II A itu, segera dilaksanakan. Hal itu untuk mendukung konektivitas yang menghubungkan Kabupaten Pekalongan dan Pemalang kembali normal.
“Untuk Jembatan ini (Rembun II A), yang dibangun sejak tahun 1977, akan kita ganti dengan yang baru rangka baja bentang 50 meter dan lebar 9 meter. Adapun Kontraktor pelaksana, PT. Wijaya Karya, dan akan selesai selama 45 hari,” jelas Basuki.
Kementerian PPUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-D.I Yogyakarta, Ditjen Bina Marga sudah melakukan pembersihan pada lantai jembatan dengan alat berat. Setelah itu, dilakukan perakitan dan dilanjutkan dengan tahap pemancangan beam, pemancangan cross beam, pembongkaran truss bridge, pemasangan jembatan baru, plat lantai jembatan, serta, kelengkapan, dan pekerjaan minor.
Jembatan Rembun II A, merupakan jembatan rangka baja Callender Hamilton (CH), yang merupakan penghubung Jalur Pantai Utara (Pantura) di Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan. Jalan Pantura merupakan jalur vital, yang menghubungkan berbagai pusat-pusat produksi, koleksi, dan distribusi berbagai kebutuhan pokok masyarakat, khususnya di wilayah utara Pulau Jawa.